top of page

Tukaran ABG dan pembantu sebelah

Mampu99- Aqu terbangun karena hp ku berdering.Kulihat Meydita, abg yg kugarap tadi malam, masih terlelap. Buah dadanya yg montok bergerak seiring dgn tarikan nafasnya. Ingin aqu menggelutinya lagi, tetapi kerabatku Heldy sedang menunggu diujung hp. Aqu keluar kamar supaya Meydita tidak terganggu dgn pembicaraanku. “Baru bangun ya”, terdengar suara Heldy diujung sana. “Iya, mau ngapain pagi gini dah nelpon, masih ngantuk”, jawabku. “Gini ari baru bangun, udah jam 10 nih. Pasti ngegarap abg ya”. “La iya lah”, jawabku. “Ada apa”. “Tukeran abg yuk, aqu semalam main ama pembantu sebelah”. “Pembantu? emangnya gag ada perempuan yg lain”, kataqu, rada kesel. Masak Meydita mau dituker ama pembantu.

“Tunggu dulu, biar pembantu cantik kaya Anak gedongan. Badannya montok banget dan nafsunya gede banget, maunya terus2an main. Kamu pasti puas lah main ama dia”. “Masak sih, kalo perempuanku Meydita, Anak skolahan, montok dan binal kalo di ranjang”, jawabku lagi. “Ya udah, kita tukeran aja, mau enggak. Kalo mau aqu ama Normma cabut kerumahmu sekarang”.

Aqu tertarik juga dgn tawaran, ingin juga aqu ngeliat kaya apa sih pembantu yg katanya kaya Anak gedongan, “Ok, dateng aja”. Pembicaraan terhenti. Aqu kembali ke kekamar. Meydita udah bangun.

“Ada apa om, mau maen lagi tidak”, katanya sambil tersenyum. “Belum puas semalem ya Din. Kawan om tadi nelpon ngajakin om tuker pasangan. Meydita mau tidak maen ama kawannya om. Dia juga ahli kok nggarap perempuan abg kaya Meydita”, jawabku. “Kalo nikmat ya Meydita sih mau aja”, Meydita bangun dari tempat tidur dan masuk kamar mandi. Aqu menyusulnya. Sebenarnya aqu nafsu lagi ngeliat Meydita yg masih telanjang bulat, tetapi karena Normma mau dateng ya aqu tahan aja nafsuku. Kita mandi sama sambil saling menyabuni sesampai kemaluanku ngaceng lagi.

“Om, kemaluannya ngaceng lagi tuh, maen lagi yuk”, ajak Meydita sambil ngocok kemaluanku. “Kan Meydita mau maen ama kawannya om, nanti aja maennya. Kawan om ama perempuannya lagi menuju kemari”, jawabku.

Sehabis mandi, kita sarapan dulu. Meydita tetep aja bertelanjang bulat sementara aqu cuma pake celana pendek saja. Selesai makan aqu menarik Meydita saung dipinggir kolam renang yg ada dibelakang rumahku. Meydita kupeluk dan kuciumi sementara tanganku sibuk meremes2 buah dada montoknya.

Meyditapun tidak mau kalah, kemaluanku digosok2nya dari luar celana ku. Sedang asik, Heldy dan Normma datang. Heldy sudah biasa kalo masuk rumahku langsung nyelonong aja kedalem, karena kami punya kunci rumah masing2. Normma ternyata cantik juga, seperti bintang sinetron berdarah arab yg aqu lupa namanya. Normma make pakean ketat, sesampai buah dadanya yg besar tampak sangat menonjol.


Pantatnya yg besar juga tampak sangat menggairahkan. Normma terkejut melihat Meydita yg bertelanjang bulat. Kuperkenalkan Meydita pada Heldy, Heldy langsung menggandeng Meydita masuk ke rumah.

“An, Heldy bilang dia nikmat banget ngentotsama kamu, kemaluan kamu bisa ngempot ya, aqu jadi kepingin ngerasain diempot juga”, kataqu sambil mencium pipinya. “An, kamu nafsuin banget, tetek besar dan pantat juga besar”. “Meydita kan juga nafsuin pak”, jawabnya sambil duduk disebelahku di dipan. “Jangan panggil pak dong, panggil om. Kan aqu belum tua”, kataqu sambil memeluknya.

Kucium pipinya sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Kupandangi wajahnya yg manis, hidungnya yg mancung lalu bibirnya. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya aqu mencium bibirnya. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama aqu mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tak beraturan.

Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Kubelai pangkal lengannya yg terbuka. Kubuka telapak tanganku sesampai jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil membelai pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup buah dadanya. Normma menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya di saat lidahku menjulur menikmati lehernya yg jenjang.

“Om….” Normma memegang tanganku yg sedang meremas buah dadanya dgn penuh nafsu. Bukan untuk mencegah, karena dia membiarkan tanganku mengelus dan meremas buah dadanya yg montok. ”An, aqu ingin melihat buah dadamu”, ujarku sambil mengusap bagian puncak buah dadanya yg menonjol.

Dia menatapku. Normma akhirnya membuka tank top ketatnya di depanku. Aqu terkagum-kagum menatap buah dadanya yg tertutup oleh BH berwarna hitam. Buah dadanya begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dgn desah nafasnya yg memburu. Sambil berbaring Normma membuka pengait BH-nya di punggungnya.

Punggungnya melengkung indah. Aqu menahan tangan Normma ketika dia mencoba untuk menurunkan tali BH-nya dari atas pundaknya. Justru dgn keadaan BH-nya yg longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat buah dadanya semakin menantang. “buah dadamu bagus, An”, aqu mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya.

Perlahan aqu menarik turun cup BH-nya. Mata Normma terpejam. Perhatianku terfokus ke putingnya yg berwarna kecoklatan. Lingkarannya tak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaqu. Kuusap putingnya lalu kupilin dgn jemariku. Normma mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi buah dadanya. “Egkhh..” rintih Normma ketika mulutku melumat putingnya. BACA JUGA : Nikmatnya anak temanku

Kupermainkan dgn lidah dan gigiku. Sekali-sekali kugigit putingnya lalu kuisap kuat-kuat sesampai membuat Normma menarik rambutku. Puas menikmati buah dada yg sebelah kiri, aqu mencium buah dada Normma yg satunya yg belum sempat kunikmati. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulut Normma. Sambil menciumi buah dada Normma, tanganku turun membelai perutnya yg datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut Normma.

Kubelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aqu memutuskan untuk meraba kemaluannya yg masih tertutup oleh celana jeans ketat yg dikenakan Normma. Aqu secara tiba-tiba menghentikan kegiatanku lalu berdiri di samping dipan. Normma tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aqu membuka jeans warna hitamnya. Aqu masih berdiri sambil memandang tubuh Normma yg tergolek di dipan, menantang.

Kulitnya yg tak terlalu putih membuat mataqu tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yg dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya tetapi pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yg sempurna. Puas memandang tubuh Normma, aqu lalu membaringkan tubuhku disampingnya. Kurapikan untaian rambut yg menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Normma.

Kubelai lagi buah dadanya. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. Normma menelannya. Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans Normma yg memang agag longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Normma yg masih tertutup CDnya. jari tengah tanganku membelai permukaan Cdnya tepat diatas kemaluannya, basah. Aqu terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yg paling pribadi tubuh Normma. Pinggul Normma perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyg untuk menetralisir ketegangan yg dialaminya.

Aqu menyuruh Normma untuk membuka celana jeans yg dipakainya. Tangan kanan Normma berhenti pada permukaan kancing celananya. Normma lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting celana jeansnya. CD hitam yg dikenakannya begitu mini sesampai jembut keriting yg tumbuh di sekitar kemaluannya hampir sebagian keluar dari pinggir CDnya. Aqu membantu menarik turun celana jeans Normma. Pinggulnya agag Meyditaikkan ketika aqu agag kesusahan menarik celana jeans Normma. Aqupun melepas celana pendekku.

Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Tubuhnya semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus kuaqui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dgn sex appeal. Kami berpelukan. Kutarik tangan kirinya untuk menyentuh kemaluanku dari luar CD ku. “Oh..” Normma menyentuh kemaluanku yg tegang. “Kenapa, An?” tanyaqu. Normma tak menjawab, malah melorotkan CD ku. Langsung kemaluanku yg panjangnya kira-kira 18 cm serta agag gemuk dibelai dan digenggamnya. Belaiannya begitu mantap menandakan Normma juga begitu piawai dalam urusan yg satu ini.

“Tangan kamu pintar juga ya, An,”´ ujarku sambil memandang tangannya yg mengocok kemaluanku. “Ya, mesti dong!” jawabnya sambil cekikikan. “Om sama Meydita semalem maen berapa kali?” tanyanya sambil terus mengurut-urut kemaluanku. “Kamu sendiri semalem maen berapa kali sama Heldy?” aqu malah balik berrtanya.

Mendapat pertanyaan seperti itu entah kenapa nafsuku tiba-tiba semakin liar. Normma akhirnya bercerita kalau Heldy nafsu sekali tadi malem menggeluti dia. Mau berapa kali meminta, Normma pasti melayaninya. Mendengar perjelasan begitu jari-jariku masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit kemaluan Normma yg sudah basah. Telunjukku membelai-belai itilnya sesampai Normma keenakan.

“Kamu biasa ngisep kan,?” tanyaqu. Normma tertawa sambil mencubit kemaluanku. Aqu meringis. “Kalo punya om mana bisa?” ujarnya. “Kenapa memangnya?” tanyaqu penasaran. “Nggak muat di mulutku,” selesai berkata demikian Normma langsung tertawa kecil. “Kalau yg dibawah, gimana?” tanyaqu lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam kemaluannya.

Normma merintih sambil memegang tanganku. Jariku sudah tenggelam ke dalam liang kemaluannya. Aqu merasakan kemaluannya berdenyut menjepit jariku. Ugh, pasti nikmat sekali kalau kemaluanku yg diurut, pikirku. Segera CD nya kulepaskan. Perlahan tanganku menangkap buah dadanya dan meremasnya kuat. Normma meringis. Diusapnya lembut kemaluanku keras banget. Tangannya begitu kreatif mengocok kemaluanku sesampai aqu merasa keenakan. Aqu tak hanya tinggal diam, tanganku membelai-belai buah dadanya yg montok.

Kupermainkan putingnya dgn jemariku, sementara tanganku yg satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar kemaluan Normma. kuraba permukaan kemaluan Normma. Jari tengahku mempermainkan i tilnya yg sudah mengeras. kemaluanku kini sudah siap tempur dalam genggaman tangan Normma, sementara kemaluan Normma juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental yg kurasakan dari jemari tanganku yg mengobok-obok kemaluannya. Kupeluk tubuh Normma sesampai kemaluanku menyentuh pusarnya.

Tanganku membelai punggung lalu turun meraba pantatnya yg montok. Normma membalas pelukanku dgn melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat Normma, kuremas dgn sedikit agag kasar lalu aqu menaiki tubuhnya. Kaki Normma dgn sendirinya mengangkang. Kuciumi lagi lehernya yg jenjang lalu turun melumat buah dadanya. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuh Normma.

Aqu melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan kemaluanku ke bibir kemaluannya. Normma mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yg semakin kuat. Normma menatap aqu, matanya penuh nafsu seakan memohon kepadaqu untuk memasuki kemaluannya.

”Aqu ingin mengentotmu, An” bisikku pelan, sementara kepala kemaluanku masih menempel di belahan kemaluan Normma. Kata ini ternyata membuat wajah Normma memerah. Normma menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. aqu berkonsentrasi penuh dgn menuntun kemaluanku yg perlahan menyusup ke dalam kemaluan Normma.

Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan tetapi pasti kemaluanku membelah kemaluannya yg ternyata begitu kencang menjepit kemaluanku. kemaluannya begitu licin sampai agak memudahkan kemaluanku untuk menyusup lebih ke dalam. Normma memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku sampai aqu agag kesakitan. Tetapi aqu tak peduli.

“Om, gede banget, ohh..” Normma menjerit lirih. Tangannya turun menangkap kemaluanku. “Pelan om”. Soalnya aqu tahu pasti ukuran kemaluan Heldy taklah sebesar yg kumiliki. Akhirnya kemaluanku terbenam juga di dalam kemaluan Normma. Aqu berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yg timbul akiba kontraksi otot-otot dinding kemaluan Normma.

Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai aqu memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yg begitu sempurna. Kulumat bibir Normma sambil perlahan-lahan menarik kemaluanku untuk selanjutnya kubenamkan lagi. Aqu menyuruh Normma membuka kelopak matanya. Normma menurut. Aqu sangat senang melihat matanya yg semakin sayu menikmati kemaluanku yg keluar masuk dari dalam kemaluannya.

“Aqu suka kemaluanmu, An.. kemaluanmu masih rapet” ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, kemaluan Normma enak sekali. “Kamu enak kan, An?” tanyaqu lalu dijawab Normma dgn anggukan kecil. Aqu menyuruh Normma untuk menggoygkan pinggulnya. Normma langsung mengimbangi gerakanku yg naik turun dgn goygan memutar pada pinggangnya.

“Suka kemaluanku, An?” tanyaqu lagi. Normma hanya tersenyum. kemaluanku seperti diremas-remas ditambah jepitan kemaluannya. “Ohh.. hh..” aqu menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aqu mencoba mengangkat dadaqu, membuat jarak dgn dadanya dgn bertumpu pada kedua tanganku. Dgn demikian aqu semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar- masukkan kemaluanku ke dalam kemaluan Normma.

Kuperhatikan kemaluanku yg keluar masuk dari dalam kemaluannya. Dgn posisi seperti ini aqu merasa begitu jantan. Normma semakin melebarkan kedua pahanya sementara tangannya melingkar erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goygan pinggul Normma yg semakin tak terkendali.

“An.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapku keenakan. “Normma juga, om”, jawabnya. Normma merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata, “aduh” yg diucapkan terputus-putus.

Aqu merasakan kemaluan Normma semakin berdenyut sebagai pertanda Normma akan mencapai puncak pendakiannya. Aqu juga merasakan hal yg sama dgnnya, tetapi aqu mencoba bertahan dgn menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yg kualami. Aqu tak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dgn satu posisi saja. Aqu mempercepat goyganku ketika kusadari Normma hampir nyampe. Kuremas buah dadanya kuat seraya mulutku menghisap dan menggigit putingnya. Kuhisap dalam-dalam. “Ohh.. hh.. om..” jerit Normma panjang.

Aqu membenamkan kemaluanku kuat-kuat ke kemaluannya sampai mentok agar Normma mendapatkan kenikmatan yg sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya kejang. Kepalaqu ditarik kuat terbenam diantara buah dadanya. Pada saat tubuhnya menyentak-nyentak aqu tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.

“An, aaquu.. keluaarr, Ohh.. hh..” jeritku. Normma yg masih merasakan orgasmenya mengunci pinggangku dgn kakinya yg melingkar di pinggangku. Saat itu juga aqu memuntahkan air mani hangat dari kemaluanku. Kurasakan tubuhku bagai melayg. secara spontan Normma juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya. Mulutku yg berada di belahan dada Normma kuhisap kuat sampai meninggalkan bekas merah pada kulitnya. Telapak tanganku mencengkram buah dada Normma. Kuraup semuanya sampai-sampai Normma kesakitan.

Aqu tak peduli lagi. Air maniku akhirnya muncrat membasahi kemaluannya. Aqu merasakan nikmat yg tiada duanya ditambah dgn goygan pinggul Normma pada saat aqu mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Normma. kemaluanku masih berada di dalam kemaluan Normma. Normma mengusap-usap permukaan punggungku.

“Normma puas sekali dientotom,” katanya. Aqu kemudian mencabut kemaluanku dari kemaluannya. Dari dalam Heldy keluar sudah berpakaian lengkap. “Pulang yuk An, sudah sore”, ajaknya. Aqu masuk kembali ke kamar. Meydita ada di kamar mandi dan terdengar shower nyala. Aqu bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tak ditutup. Tak lama kemudian, shower terdengar berhenti dan Meydita keluar hanya bercelana pendek. Ganti aqu yg masuk ke kamar mandi, aqu hanya membersihkan tubuhku. Keluar dari kamar mandi, Meydita berbaring diranjang telanjang bulat.

“Kenapa, lemes ya dientotHeldy”, kataqu. “Lebih enak ngentotsama om, kemaluan om lebih besar soalnya”, jawab Meydita tersenyum. “Malem ini kita men lagi ya om”. Hebat banget Meydita, tidak ada matinya. Inginnya dientotterus. “Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, kataqu sambil berpakaian. BACA JUGA : Buah dada iparku

Meydita pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu. Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Tangan Meydita bergerak menggenggam kemaluanku. Aqu melenguh seraya menyebut namanya.

Aqu meringis menahan remasan lembut tangannya pada kemaluanku. Meydita mulai bergerak turun naik menyusuri kemaluanku yg sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjuknya mengusap kepala kemaluanku yg sudah licin oleh cairan yg meleleh dari liangnya. Kembali aqu melenguh merasakan ngilu akibat usapannya. Kocokannya semakin cepat. Dgn lembut aqu mulai meremas-remas buah dadanya.

Tangan Meydita menggenggam kemaluanku dgn erat. Putingnya kupilin2. Meydita masukan kemaluanku kedalam mulutnya dan mengulumnya. Aqu terus menggerayg buah dadanya, dan mulai menciumi buah dadanya. Nafsuku semakin berkobar. Jilatan dan kuluman Meydita pada kemaluanku semakin menggNormmas sampai-sampai aqu terengah- engah merasakan kelihaian permainan mulutnya.

Aqu membalikkan tubuhnya sampai berlawanan dgn posisi tubuhku. Kepalaqu berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahku menyentuh kemaluannya dgn lembut Tubuhnya langsung bereaksi dan tanpa sadar Meydita menjerit lirih. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainanlidahku di kemaluannya. Kedua pahanya mengempit kepalaqu seolah ingin membenamkan wajahku ke dalam kemaluannya. kemaluanku kemudian dikempit dgn buah dadanya dan digerakkan maju mundur, sebentar.

Aqu menciumi bibir kemaluannya, mencoba membukanya dgn lidahku. Tanganku mengelus paha bagian dalam. Meydita mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakinya yg tadinya merapat. Aqu menempatkan diri di antara kedua kakinya yg terbuka lebar. kemaluan kutempelkan pada bibir kemaluannya. Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Meydita merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. kemaluannya yg sudah banjir membuat gesekanku semakin lancar karena licin.

Meydita terengah-engah merasakannya. Aqu sengaja melaqukan itu. Apalagi saat kepala kemaluanku menggesek-gesek i tilnya yg juga sudah menegang. “Om.?” panggilnya menghiba. “Apa Din”, jawabku sambil tersenyum melihatnya tersiksa. “Cepetan..” jawabnya. Aqu sengaja mengulur-ulur dgn hanya menggesek-gesekan kemaluan. Sementara Meydita benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahinya. “Meydita sudah ingin dientot om”, katanya.

Meydita melenguh merasakan desakan kemaluanku yg besar itu. Meydita menunggu cukup lama gerakan kemaluanku memasuki dirinya. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kemaluanku juga panjang. Meydita sampai menahan nafas saat kemaluanku terasa mentok di dalam, seluruh kemaluanku amblas di dalam. Aqu mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar.

Semakin membanjirnya cairan dalam kemaluannya membuat kemaluanku keluar masuk dgn lancarnya. Meydita mengimbangi dgn gerakan pinggulnya. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotanku. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar.

Gerakanku sudah tak beraturan karena yg penting enjotanku mencapai bagian-bagian peka di kemaluannya. Meydita bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yg luar biasa ini. kemaluanku menjejali penuh seluruh kemaluannya, tak ada sedikitpun ruang yg tersisa sampai gesekan kemaluanku sangat terasa di seluruh dinding kemaluannya.

Meydita merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Meydita mengaqui keperkasaan dan kelihaianku di atas ranjang. Yg pasti Meydita merasakan kepuasan tak tersampai ngentotdgnku. Aqu bergerak semakin cepat. kemaluanku bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitivenya. Meydita meregang tak kuasa menahan nafsuku, sementara aqu dgn gagahnya masih mengayunkan pinggulku naik turun, ke kiri dan ke kanan. Erangannya semakin keras.

Melihat reaksinya, aqu mempercepat gerakanku. kemaluanku yg besar dan panjang itu keluar masuk dgn cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aqu pun demikian. Meydita meraih tubuhku untuk didekap. Direngkuhnya seluruh tubuhku sesampai aqu menindih tubuhnya dgn erat. Meydita membenamkan wajahnya di samping bahuku. Pinggul nya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantatku dan menekannya kuat-kuat. Meydita meregang. Tubuhnya mengejang-ngejang.

“om..”, hanya itu yg bisa keluar dari mulutnya saking dahsyatnya kenikmatan yg dialaminya nersamaqu. Aqu menciumi wajah dan bibirnya. Meydita mendorong tubuhku sampai terlentang. Dia langsung menindihku dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhku.

Kembali diemutnya kemaluanku yg masih tetidak itu. Lidahnya menjilati, mulutnya mengemut. Tangannya mengocok-ngocok kemaluanku. Belum sempat aqu mengucapkan sesuatu, Meydita langsung berjongkok dgn kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhku. kemaluannya berada persis di atas kemaluanku. “Akh!” pekiknya tertahan ketika kemaluanku dibimbingnya memasuki kemaluannya.

Tubuhnya turun perlahan-lahan, menelan seluruh kemaluanku. Selanjutnya Meydita bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak. Pinggulnya bergerak turun naik. “Ouugghh.. Din.., luar biasa!” jeritku merasakan hebatnya permainannya.

Pinggulnya mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tanganku mencengkeram kedua buah dadanya, kuremas dan dipilin-pilin. Aqu lalu bangkit setengah duduk. Wajah kubenamkan ke dadanya. Menciumi putingnya. Kuhisap kuat-kuat sambil kuremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tak lagi merasakan pNormmasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Meydita berkutat mengaduk-aduk pinggulnya. Aqu menggoyangkan pantatku. usukan kemaluanku semakin cepat seiring dgn liukan pinggulnya yg tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yg bertambah liar dan tak terkendali. Aqu merasa air maniku udah mau nyembur. Aqu semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyg.

Tak selang beberapa detik kemudian, Meydita pun merasakan desakan yg sama. Meydita terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aqu mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, air maniku nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri kemaluannya. Meydita pun rasanya tak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya.

Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat, Meydita berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dgnku. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. “om, nikmaat!” jeritnya tak tertahankan. Meydita lemes, demikian pula aqu. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yg ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! akhirnya kami tertidur kelelahan. BACA JUGA : Mamaku yang menggoda

gifboz.gif
bottom of page